Dikajian bagian pertama sudah dibahas bagaimana tulisan Ustadz Firanda yang ternyata dibangun di atas hujjah-hujjah dusta dan palsu sehingga tulisan tersebut menjadi tanpa arti atau hampa makna. Maka di bagian kedua ini akan disajikan kajian lebih menukik dan lebih mendalam tentang gugur dan rontoknya argument yang dipertunjukkan Firanda.
Salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang dikenal taat dalam beribadah dan rajin melakukan sedekah adalah sahabat Alqamah. Namun kehidupan Alqamah berubah setelah ia menikah. Karena sibuk dengan urusan rumah tangganya, sekarang ia kurang memperhatikan ibunda yang masih hidup itu. Dengan sedikit terpaksa, akhirnya sang ibu tinggal sendiri di sebuah pondok. Meski sudah berlalu beberapa lama di pondok, namun tetap saja, Alqamah tidak menjenguk dan belum saja memberi santunan kepada sang ibu. Hal tersebut tentu saja membuat ibunya kecewa, ia merasa berkecil hati terhadap sikap anaknya yang kurang memperhatikan dirinya. Suatu hari, Alqamah diketahui sedang sakit parah. Semua keluarganya menjenguknya, sampai satu rumah Alqamah dipenuhi oleh sanak keluarganya itu. Akan tetapi, di rumah Alqamah tidak ada keberadaan sang ibu. Rupanya sang ibu belum datang menemuinya. baca juga Doa saat Sedang Sedih, Agar Allah Hadirkan Kebahagiaan Ramai Isu KDRT, Wasekjend MUI Bidang Perempuan Islam Melarang Semua Bentuk Kezaliman Ini Alasan Dibalik Penamaan Bulan Rajab Sedangkan, Alqamah sudah dalam keadaan sakaratul maut. Melihat kondisinya yang sudah mendekati kematian, para keluarganya mentalqin kalimat tauhid; Laa Ilaaha Illallaah. Namun yang terjadi Alqamah tidak bisa mengikutinya, hal itu kemudian diulang secara berkali-kali, tetapi tetap saja, Alqamah belum juga dapat menirukannya. Justru sekarang mulut Alqamah tertutup, ia membungkam seribu bahasa. Yang terlihat hanya wajahnya yang gelisah dengan kedua matanya yang sudah sangat membengkak. Wajahnya itu seakan memberi pesan meminta tolong. Melihat kondisi Alqamah yang semakin parah, membuat para keluarga dan sahabatnya yang hadir merasa heran. Sebab mereka mengetahui bahwa seorang Alqamah merupakan sahabat Nabi Muhammad SAW seorang yang taat dan wara'. Menurut mereka, Alqamah adalah teladan yang baik untuk ditiru semasa hidupnya. Di waktu yang sama, sebagian sahabat yang hadir segera menghadap dan melaporkan kejadian ini kepada Baginda Rasulullah SAW. Baginda Nabi kemudian mengutus beberapa sahabat untuk menjenguk Alqamah dan melihat kondisinya Alqamah secara dekat, para sahabat nabi itu ingin mencoba mentalqin kalimat tauhid kembali kepada Alqamah. Setibanya di rumah Alqamah, seketika itu juga para sahabat Nabi ingin mencoba mentalqin kalimat tauhid itu, namun tetap saja seperti sebelumnya, Alqamah tidak mengikutinya sama sekali. Bahkan sekarang Alqamah terlihat semakin gelisah dan sangat menakutkan. Sehingga para sahabat memutuskan untuk menjemput Rasulullah SAW. Baginda Rasulullah kemudian hadir di depan Alqamah, sahabat Rasulullah SAW yang setia itu. Dengan hati yang cemas dan penuh kasih sayang, Baginda Rasulullah SAW mentalqin kalimah tauhid, tetapi sayang seribu sayang Alqamah justru menggelengkan kepalanya. Baginda Rasulullah SAW terdiam, lalu bertanya kepada hadirin, “Apakah Alqamah ini masih mempunyai Ibu kandung?” Salah seorang hadirin menjawab "Benar, masih ada ya Rasulullah," Baginda Rasulullah SAW bertanya kembali kepada hadirin, “Di mana ibu itu?” Istrinya menjawab, “Di sana, di dusun itu. Dia mondok sendirian, ya Rasulullah," Maka Rasulullah SAW meminta kepada para sahabat untuk segera mendatangkan Ibunda Alqamah. Setelah tiba, Nabi Muhammad SAW bertanya kepada ibunda mengenai hal ihwal Alqamah. Sang ibu kemudian menceritakan semuanya kepada Baginda Rasulullah SAW. Setelah mendengar penjelasan sang ibu, Baginda Rasulullah SAW lalu memerintah para sahabat dan hadirin untuk mengumpulkan kayu api unggun beserta dengan minyaknya. Sebagian dari sahabat bertanya kepada Baginda Rasulullah SAW, "Kayu ini untuk apa ya Rasulullah,". Rasulullah SAW menjawab dengan nada tegas, “Untuk membakar Alqamah, sebab lebih baik kita bakar sekarang saja dari pada kelak dibakar di dalam api neraka jahannam," Mendengar putusan Rasulullah SAW sang ibu kandung Alqamah merasa tidak tega, bila anak kandungnya itu sampai dibakar di depan matanya sendiri. Sang ibu kemudian berkata kepada Baginda Rasulullah, "Wahai junjungan alam, janganlah dibakar anakku ini, biarlah kumaafkan segala kesalahannya itu dan aku relakan segala pengorbananku untuknya”. Sang ibu melanjutkan perkataannya dengan bersaksi "Aku mengakui bahwa tiada Tuhan selain dari pada Allah, dan aku mengakui bahwa Muhammad benar benar Rasul-Nya”. "Di depan hadirin, aku bersaksi bahwa benar benar anakku Alqamah ini, segala kesalahannya telah kumaafkan dan telah kurelakan," kata sang ibu. Saat itu juga, Rasulullah SAW menyuruh sahabat untuk melihat kondisi Alqamah, ternyata Alqamah sedang menarik nafasnya yang terakhir sambil mengucapkan kalimat tauhid. Dengan muka yang jernih dan mata yang sayu memandang dengan bibir yang tersenyum tersungging di bibir itu kalimat Thaiyibah "La Ilaha Illallaah". Alqamah akhirnya kembali dengan tenang dengan wajah berseri seri.[] Prinsipdasar yang melandasinya disebut "Mabadi Khaira Ummah". Kalimat Khaira Ummah diambil dari kandungan Al-Qur'an Surat Ali Imran ayat. 110 yang berbunyi: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang. ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. ilustrasi Nabi Nuh Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka, yaitu kaum Nuh, Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan, dan penduduk negeri-negeri yang telah musnah?. Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata; maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi mereka lah yang menganiaya diri mereka sendiri.QS. At-Taubah 70 Pesan-pesan suci, disampaikan untuk umat manusia oleh Allah melalui utusan-utusan-Nya, telah dikomunikasikan kepada kita sejak penciptaan umat manusia, Beberapa masyarkat/kaum telah menerima pesan/ajaran ini sementara yang lain telah mengingkarinya. Adakalanya, ada sejumlah kecil dari suatu masyarakat yang mau menerima perintah suci tersebut mengikuti seorang pembawa risalahnabi. Namun sebagian besar dari masyarakat yang telah didatangi risalah suci tersebut tidak bersedia menerimanya. Mereka tidak hanya mengabaikan pesan suci yang disampaikan oleh sang pembawa pesan, namun juga berusaha untuk melakkan perbuatan keji terhadap para pembawa pesan dan para pengikutnya. Para pembawa pesan suci tersebut biasanya dituduh serta difitnah sebagai “pembohong, sihir, orang yang sakit gila dan penuh dengan kesombongan” dan menjadi pemimpin dari banyak orang yang harus mereka cari-cari untuk dibunuh. Semua hal yang diinginkan oleh para nabi dari kaumnya adalah kepatuhan mereka kepada Allah. Mereka tidak meminta uang ataupun berbagai keuntungan dunia lainnya sebagai balasan. Dan juga mereka tidak berusaha memaksa kaum mereka. Yang mereka inginkan hayalah mengajak kaum mereka kepada agama yang haq dan bahwa mereka seharusnya memulai sebuah jalan hidup yang berbeda bersama dengan para pengikutnya terpisah dari masyarkat. Apa yang telah terjadi antara Syu’aib dan kaum Madyan dimana dia diutus, menggambarkan hubungan antara nabi dengan kaumnya sebagaimana yang disebutkan dimuka. Reaksi dari suku Syu’aib terhadap Syu’aib, yang menyerukan kepada mereka untuk beriman kepada Allah dan menghentikan semua tindakan ketidakadian yang telah mereka lakukan, dan bagaimana itu semua berakhir sangatlah menarik Dan kepada penduduk Madyan Kami utus saudara mereka Syu’aib, Ia berkata “Hai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan selain Dia. Dan jaganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik mampu dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan kiamat.” Dan Syu’aib berkata “hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu berbuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan. Sisa keuntungan dari Allah adalah lebih baik bagi kamu jika kamu orang-orang yang beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas diri kamu. Mereka berkata “Hai Syu’aib, apakah sembahyangmu menyuruh kamu agar meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami berbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah seorang yang sangat penyantun lagi berakal. Syu’aib berkata “Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku daripada-Nya rezeki yang baik patutkah aku menyalahi perintah-Nya. Dan aku tidak berkehendak mengerjakan apa yang aku larang kamu daripadanya. Aku tidak bermaksud kecuali mendatangkan perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku, melainkan dengan pertolongan Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakal dan hanya kepada-Nya lah aku kembali. Hai kaumku, janganlah hendakya pertentangan antara aku dengan kamu menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Shaleh, sedang kaun Luth tidak pula jauh tempatnya dari kamu. Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi maha Pengasih. Mereka berkata “Hai Syu’aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakana itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang benar-benar lemah diantara kami; kalau tidaklah karena keluargamu tentulah kami telah merajam kamu, sedang kamupun bukanlah seorang yang berwibawa disisi kami. Syu’aib menjawab “Hai kaumku, apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu daripada Allah, sedangkan Allah kamu jadikan sesuatu yang terbuang dibelakangmu?. Sesungguhnya pengetahuan Tuhanku meliputi apa yang kamu kerjakan”. Dan dia berkata “Hai kaumku, berbuatalah menurut kemampuanmu, sesungguhya akupun berbuat pula. Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah azab tuhanku, sesungguhnya akupun menungu bersama kamu.” Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu’aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di tempat tinggalnya. Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah kebinasaanlah bagi penduduk Madyan sebagaimana kaum Tsamud yang telah binasa.QS Huud 84-95. Dengan memikirkan “batu /prasasti Syu’aib” yang tidak lain kecuali menerukan mereka kepada kebaikan, kaum Mdyan dihukum dengan kutukan dari Allah dan merekapun telah dibinasakan sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat diatas. Masyarakat Madyan bukanlah satu-satunya contoh. Sebaliknya sebagaimana Syu’aib sedang berbicara kepada kaumnya, banyak masyarakat yang telah ada lebih dahulu sebelum masyarakat Madyan yang telah dibinasakan. Setelah Madyan, banyak masyarakat lain yang juga dihancurkan oleh kemurkaan Allah. Di dalam halaman-halaman berikut, kita akan menyebutkan masyarakat-masyarakat yang telah disebutkan diatas yang telah dibinasakan dan sisa-sisa peninggalan mereka. Di dalam Al Qur’an, masyarakat-masyarakat ini disebutkan secara mendetail dan orang-orang diajak untuk merenungkan dan mengambil pelajaran serta peringatan tentang bagaimana kaum-kaum ini berakhir. Pada titik ini, Al Qur’an secara khusus menarik perhatian terhadap kenyataan bahwa sebagian besar dari masyarakat yang dihancurkan tersebut memiliki tingkat peradaban yang tinggi. Di dalam Al Qur’an, sifat-sifat dari kaum-kaum yang dihancurkan ditekankan sebagai berikut Dan berapa banyakkah umat-umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka yang mereka itu lebih besar kekuatannya daripada mereka ini, maka mereka yang telah dibinasakan itu telah pernah menjajah di beberapa negeri. Adakah mereka mendapat tempat lari dari kebinasaan?.QS Qaf 36. Dalam ayat tersebut, dua sifat dari kaum yang telah dihancurkan secara khusus ditekankan. Yang pertama adalah mereka merasa “lebih besar kekuatannya”. Hal ini berarti bahwa masyarakat-masyarakat yang telah dibinasakan tersebut telah berada dalam suatu tingkat kedisiplinan dan system birokrasi militer yang tangguh dan merenggut kekuatan diwilayah mereka berada memalui dengan cara paksaan kekuatan. Point kedua adalah masyarakt-masyarakat yang telah disebutkan dimuka mendirikan kota-kota besar yang dihiasai dengan karya-karya arsitektur mereka. Hal ini patut untuk diperhatikan bahwa dari kedua macam sifat-sifat ini termasuk yang dimiliki oleh peradaban yang ada dijaman kita sekarang ini, yang telah membentuk sebuah kebudayaan dunia yang begitu luas melalui ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini dan telah mendirikan negara-negara yang tersentralisir, kota-kota besar, namun mereka masih tetap mengingkari dan mengabaikan Allah, melupakan bahwa semua hal tersebut memungkinkan untuk dibuat kaena Kekuasan Allah saja. Namun, sebagaimana dikatakan di dalam ayat, peradaban mereka yang telah berkembang tidak bisa menyelamatkan masyarakat yang telah dihancurkan tersebut, dikarenakan peradaban mereka berdiri diatas landasan pengingkaran terhadap Allah. Akhir dari peradaban saat inipun tidak akan berbeda selama peradaban sekarang ini berdasarkan kepada pengingkaran dan berperilaku jahat di dunia. Sejumlah peristiwa penghancuran, beberapa diantaraya yang diceritakan dalam Al Qur’an, telah dibenarkan oleh berbagai penelitian arkeologis yang dilakukan di jaman modern, Temuan-temuan ini yang secara jelas membuktikan bahwa peristiwa-peristiwa yang dikutip dalam Al Qur’an benar-benar pernah terjadi, menjelaskan perlunya untuk menjadi “peringatan terlebih dahulu” yang banyak digambarkan dalam kisah-kisah Al Qur’an. Allah berfirman di dalam Al Qur’an bahwa penting untuk “bepergian di muka bumi” dan “melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka”. Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya diantara penduduk negeri. Maka tidaklah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka yang mendustakan rasul dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memikirkanya. Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harrapan lagi tentang keimanan mereka dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkanlah orang-orang yang Kami kehendaki. Dan tidak dapat ditolak siksa Kami daripada orang-orang yang berdosa. Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan kiab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.QS Yusuf 109-111. Sesungguhnya, terdapat banyak contoh dalam kisah-kisah tentang masyarakat di waktu lampau bagi orang-orang yang dikaruniai kepahaman. Kehancuran mereka yang disebabkan oleh pemberontakan mereka terhadap Allah dan penolakan terhadap perintah-perintah-Nya, kaum-kaum ini mengungkapkan kepada kita betapa lemah dan tidak berdayanya umat manusia dhadapan Allah. Di dalam halaman-halaman berikut, kita akan mempelajari contoh-contoh dalam susunan yang urut berdasarkan kronologi kejadiannya. ***************.

MeninggalkanDusta, Diterima Kerja - Cerita kisah cinta penggugah jiwa Meninggalkan Dusta, Diterima Kerja Ada seorang pria berkebangsaan Eropa yang telah memeluk Islam. Dia adalah seorang muslim yang baik Islamnya, jujur dalam tindakannya dan bersemangat untuk menampakkan keIslamannya. Dia bangga dengan Islamnya di hadapan orang-orang kafir.

1416. Di antara faktor yang menyebabkan orang tersebut berperangai buruk adalah karena dia merasa diri sebagai pemilik harta yang banyak, kaya dan juga memiliki banyak anak. Namun dia mengingkari aja 68:14, 68 14, 68-14, Surah Al Qalam 14, Tafsir surat AlQalam 14, Quran Al-Qalam 14, Surah Al Qolam ayat 14, #

Makadari itu, marilah kita tengok sejarah umat-umat terdahulu agar kita menyadari betapa keras dan mengerikannya ancaman dan siksaan yang diberikan oleh Allah kepada umat yang durhaka, di dunia maupun di akhirat. Dan sebaliknya, betapa besar nikmat yang diberikan oleh Allah SWT kepada umat yang menaati dan mengikuti petunjuk-Nya. Lebih dari

Yangdemikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mengutuk orang kafir dan mencacinya AL QUR'AN Kisah-kisah dan perumpamaan dalam Al Qur'an Kisah-kisah Al Qur'an adalah sebuah search engine khusus tafsir Al-Quran yang memudahkan umat islam mencari dan memahami tafsir ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadits.

TafsirQS. Al-Hajj (22) : 46. Oleh Kementrian Agama RI. Orang-orang musyrik Mekah yang mendustakan ayat-ayat Allah, dan mengingkari seruan Nabi Muhammad ï·ș sebenarnya mereka sering melakukan perjalanan antara Mekah dan Syiria, serta ke negeri-negeri yang berada di sekitar Jazirah Arab. Mereka membawa barang dagangan dalam perjalanan melihat bekas-bekas reruntuhan negeri umat-umat yang dahulu

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka (para Nabi 'alaihis salam dan umat mereka) itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal (sehat). al-Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, serta sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman" (Yusuf:111).
Quranyang mempunyai kaitan dengan tema atau judul tentang dosa ja>riyah atau ayat-ayat yang bisa mewakilinya (representatif) dan mengambil pendapat para mufasir serta diperkuat dengan hadis Nabi Saw yang berkaitan dengan dosa ja>riyah. Fokus pembahasan dalam penelitian ini pada surat an-Nahl ayat 25, al-Ankabut 13 dan Yasin ayat 12. ï»żAlQuran yang merupakan kitab suci dan pedoman umat Islam, tidak hanya berisi tentang hukum, akidah, dan syariat Islam. Akan tetapi juga berisi tentang sejarah dan kisah umat-umat terdahulu. Di dalam Al-Quran terdapat cerita tentang Kaum-kaum yang telah dibinasakan oleh Allah sebab kemaksiatan dan kemusyrikan yang mereka lakukan. NabiZakaria, ayahnya Nabi Yahya sedar dan mengetahui bahawa anggota-anggota keluarganya, saudara-saudaranya, sepupu-sepupunya dan anak-anak saudaranya adalah orang-orang jahat Bani Israil yang tidak segan-segan melanggar hukum-hukum agama dan berbuat maksiat, disebabkan iman dan rasa keagamaan mereka belum meresap betul didalam hati mereka, sehingga dengan mudah mereka tergoda dan terjerumus ysoTjZ6.
  • o4cji1hvgh.pages.dev/602
  • o4cji1hvgh.pages.dev/853
  • o4cji1hvgh.pages.dev/701
  • o4cji1hvgh.pages.dev/200
  • o4cji1hvgh.pages.dev/952
  • o4cji1hvgh.pages.dev/934
  • o4cji1hvgh.pages.dev/427
  • o4cji1hvgh.pages.dev/635
  • kisah umat terdahulu yang dusta dan durhaka